Idul Fitri adalah hari kemenangan. Kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Kemenangan setelah meningkatkan amal ibadah di bulan mulia. Agar kemenangan semakin gemilang dan berlimpah pahala, ada 10 sunnah idul fitri yang perlu kita amalkan.
Umumnya, yang paling banyak orang
ingat soal sunnah idul fitri adalah sholat idul fitri dan mandi idul fitri.
Padahal, tak hanya terbatas ini. Langsung saja, berikut ini 10 sunnah Idul
Fitri yang mengiringi sholat idul fitri.
1. Takbiran
Sunnah untuk takbiran pada Idul
Fitri sejak setelah Maghrib pada 1 Syawal hingga shalat Idul Fitri. Takbiran
Idul Fitri ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Baik laki-laki
maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, semua sunnah takbiran baik di masjid
maupun di rumah. Termasuk, saat berjalan menuju shalat idul fitri.
2. Mandi Idul Fitri
Sebelum shalat Idul Fitri, sunnah
untuk mandi terlebih dahulu. Mandi Idul Fitri ini
seperti mandi besar, hanya niatnya yang berbeda, yakni niat mandi sunnah Idul
Fitri.
3. Memakai pakaian terbaik untuk shalat Id
Sunnah idul fitri berikutnya
adalah memakai pakaian terbaik yang dimilikinya untuk shalat Idul Fitri. Yakni
pakaian yang paling bagus dan cocok untuk shalat.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ : كَانَتْ لِلنَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا فِي الْعِيْدَيْنِ وَ يَوْمِ
الْجُمُعَةِ
Dari Jabir bin Abdillah, ia
berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki jubah khusus untuk beliau
gunakan pada dua hari raya dan hari Jum’at. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam
Shahihnya)
4. Memakai minyak wangi
Selain sunnah memakai pakaian
terbaik, sunnah pula memakai minyak wangi saat menghadiri shalat Idul Fitri.
Dari Ash Shibti radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي
الْعِيْدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ ، وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ
مَا نَجِدُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada
dua hari raya dan memakai minyak wangi ... (HR. Hakim; hasan)
Baca juga: 10 Syarat Menjadi Imam
5. Makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri
Berbeda dengan idul adha yang
sunnah makan setelahnya, pada hari idul fitri sunnah untuk makan terlebih
dahulu sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Makan pagi ini sekaligus sebagai
pertanda bahwa kita sedang tidak berpuasa setelah sebulan penuh berpuasa.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله
عليه وسلم - لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat shalat pada hari raya Idul fitri
hingga makan beberapa biji kurma.” (HR. Bukhari)
6. Berangkat shalat Id seawal mungkin
Sunnah bagi kaum muslimin untuk
berangkat shalat Idul Fitri seawal mungkin. Yakni setelah shalat Subuh, atau
beberapa waktu setelah itu. Jangan sampai terlambat. Sebab, berbeda dengan
Shalat Jum’at yang didahului khutbah, Shalat Idul Fitri dilaksanakan terlebih
dulu baru setelah itu khatib menyampaikan khutbah.
Baca juga: Orang yang Makruh Jadi Imam
7. Menempuh jalan berbeda saat shalat Id
Sunnah untuk menempuh jalan yang
berbeda antara pergi dan pulang shalat Idul Fitri. Jadi ketika pergi melewati
satu jalan, hendaknya pulangnya melalui jalan yang lain.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله
عليه وسلم - إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Dari Jabir, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berlainan.” (HR. Bukhari)
8. Jalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri
Jika memungkinkan, sunnah untuk
berjalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam contohkan.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika
pulang dengan berjalan kaki. (HR. Ibnu Majah; hasan)
9. Mengajak serta wanita dan anak-anak
Sebagian ulama berpendapat bahwa
shalat Idul Fitri hukumnya wajib. Sedangkan jumhur ulama berpendapat hukumnya sunnah
muakkadah. Lepas dari perbedaan pendapat ini, Rasulullah memerintahkan
wanita dan anak-anak untuk ikut serta shalat Id. Bagi wanita yang sedang haid,
mereka tidak ikut shalat.
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِأَبِى وَأُمِّى أَنْ نُخْرِجَ الْعَوَاتِقَ
وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَالْحُيَّضَ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ فَأَمَّا
الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ
الْمُسْلِمِينَ . قَالَ قِيلَ أَرَأَيْتَ إِحْدَاهُنَّ لاَ يَكُونُ لَهَا
جِلْبَابٌ قَالَ فَلْتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Dari Ummi Athiyah, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami -demi ayah dan
ibuku- untuk mengeluarkan semua gadis, anak-anak dan wanita haid pada hari Idul
Fitri dan Idul Adha. Adapun wanita haid disarankan menjauhi tempat shalat. Hal itu agar mereka menyaksikan kebaikan
dan doa kaum muslimin. Ditanyakan kepada Rasulullah, di antara mereka ada yang
tidak memiliki jilbab. Beliau menjawab, “Hendaklah saudarinya meminjamkan
jilbabnya.” (HR. Ahmad; hasan)
Baca juga: Minal Aidin wal Faizin
10. Mengucapkan selamat hari raya
Ketika umat Islam bertemu di hari
raya, sunnah untuk mengucapkan selamat hari raya sebagaimana para sahabat
melakukannya. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan
bahwa ucapan Idul Fitri yang para sahabat ucapkan ketika bertemu sahabat
lainnya adalah taqabbalallahu minna wa minkum.
“Para sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam apabila bertemu di hari Id, mereka berkata kepada sebagian
lainnya: taqabbalallahu minna wa minka,” terangnya. [Muchlisin BK/Fimadani]
EmoticonEmoticon