Tak Hanya Mandi, Ini 10 Sunnah Idul Fitri

- April 09, 2024

10 sunnah idul fitri

Idul Fitri adalah hari kemenangan. Kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Kemenangan setelah meningkatkan amal ibadah di bulan mulia. Agar kemenangan semakin gemilang dan berlimpah pahala, ada 10 sunnah idul fitri yang perlu kita amalkan.

Umumnya, yang paling banyak orang ingat soal sunnah idul fitri adalah sholat idul fitri dan mandi idul fitri. Padahal, tak hanya terbatas ini. Langsung saja, berikut ini 10 sunnah Idul Fitri yang mengiringi sholat idul fitri.

1. Takbiran

Sunnah untuk takbiran pada Idul Fitri sejak setelah Maghrib pada 1 Syawal hingga shalat Idul Fitri. Takbiran Idul Fitri ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, semua sunnah takbiran baik di masjid maupun di rumah. Termasuk, saat berjalan menuju shalat idul fitri.

2. Mandi Idul Fitri

Sebelum shalat Idul Fitri, sunnah untuk mandi terlebih dahulu. Mandi Idul Fitri ini seperti mandi besar, hanya niatnya yang berbeda, yakni niat mandi sunnah Idul Fitri.

3. Memakai pakaian terbaik untuk shalat Id

Sunnah idul fitri berikutnya adalah memakai pakaian terbaik yang dimilikinya untuk shalat Idul Fitri. Yakni pakaian yang paling bagus dan cocok untuk shalat.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ : كَانَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا فِي الْعِيْدَيْنِ وَ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki jubah khusus untuk beliau gunakan pada dua hari raya dan hari Jum’at. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)

4. Memakai minyak wangi

Selain sunnah memakai pakaian terbaik, sunnah pula memakai minyak wangi saat menghadiri shalat Idul Fitri. Dari Ash Shibti radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي الْعِيْدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ ، وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدِ مَا نَجِدُ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya dan memakai minyak wangi ... (HR. Hakim; hasan)

Baca juga: 10 Syarat Menjadi Imam

5. Makan sebelum berangkat shalat Idul Fitri

Berbeda dengan idul adha yang sunnah makan setelahnya, pada hari idul fitri sunnah untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat shalat Idul Fitri. Makan pagi ini sekaligus sebagai pertanda bahwa kita sedang tidak berpuasa setelah sebulan penuh berpuasa.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ

Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat shalat pada hari raya Idul fitri hingga makan beberapa biji kurma.” (HR. Bukhari)

6. Berangkat shalat Id seawal mungkin

Sunnah bagi kaum muslimin untuk berangkat shalat Idul Fitri seawal mungkin. Yakni setelah shalat Subuh, atau beberapa waktu setelah itu. Jangan sampai terlambat. Sebab, berbeda dengan Shalat Jum’at yang didahului khutbah, Shalat Idul Fitri dilaksanakan terlebih dulu baru setelah itu khatib menyampaikan khutbah.

Baca juga: Orang yang Makruh Jadi Imam

7. Menempuh jalan berbeda saat shalat Id

Sunnah untuk menempuh jalan yang berbeda antara pergi dan pulang shalat Idul Fitri. Jadi ketika pergi melewati satu jalan, hendaknya pulangnya melalui jalan yang lain.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Dari Jabir, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika shalat ‘Id, beliau lewat jalan yang berlainan.” (HR. Bukhari)

8. Jalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri

Jika memungkinkan, sunnah untuk berjalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam contohkan.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘id dengan berjalan kaki, begitu pula ketika pulang dengan berjalan kaki. (HR. Ibnu Majah; hasan)

9. Mengajak serta wanita dan anak-anak

Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat Idul Fitri hukumnya wajib. Sedangkan jumhur ulama berpendapat hukumnya sunnah muakkadah. Lepas dari perbedaan pendapat ini, Rasulullah memerintahkan wanita dan anak-anak untuk ikut serta shalat Id. Bagi wanita yang sedang haid, mereka tidak ikut shalat.

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِأَبِى وَأُمِّى أَنْ نُخْرِجَ الْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ وَالْحُيَّضَ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الْمُصَلَّى وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ . قَالَ قِيلَ أَرَأَيْتَ إِحْدَاهُنَّ لاَ يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ فَلْتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا

Dari Ummi Athiyah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami -demi ayah dan ibuku- untuk mengeluarkan semua gadis, anak-anak dan wanita haid pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun wanita haid disarankan menjauhi tempat shalat.  Hal itu agar mereka menyaksikan kebaikan dan doa kaum muslimin. Ditanyakan kepada Rasulullah, di antara mereka ada yang tidak memiliki jilbab. Beliau menjawab, “Hendaklah saudarinya meminjamkan jilbabnya.” (HR. Ahmad; hasan)

Baca juga: Minal Aidin wal Faizin

10. Mengucapkan selamat hari raya

Ketika umat Islam bertemu di hari raya, sunnah untuk mengucapkan selamat hari raya sebagaimana para sahabat melakukannya. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan bahwa ucapan Idul Fitri yang para sahabat ucapkan ketika bertemu sahabat lainnya adalah taqabbalallahu minna wa minkum.

“Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertemu di hari Id, mereka berkata kepada sebagian lainnya: taqabbalallahu minna wa minka,” terangnya. [Muchlisin BK/Fimadani]

 


Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search