Kritik Sosial Melalui Novel dan Karya Fiksi

- April 25, 2024

kritik sosial melalui novel

 

Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol atas jalannya sebuah sistem sosial. Melalui kritik sosial, seseorang bisa memberikan kritikan dan penilaian terhadap sesuatu yang menurutnya menyimpang dari nilai yang ada.

Selain menggunakan tulisan atau karya ilmiah, kritik sosial juga bisa disampaikan dengan karya nonfiksi. Baik itu cerpen, novel, maupun puisi.

Kritik sosial dengan karya fiksi jauh lebih aman. Sebab ia tidak akan menyebutkan nama secara terang-terangan juga tidak menyebutkan lokasi kejadian. Inilah keunggulan karya fiksi. Penulisnya bisa membuat latar tempat berbeda dan tokoh-tokoh yang berbeda. Namun, pesan moralnya tetap dapat dan sering kali lebih efektif. Sebab, pembaca yang cerdas mengetahui yang tersurat dan tersirat dari sebuah karya.

Salah seorang penulis yang piawai melontarkan kritik sosial melalui novel adalah Tere Liye. Ia telah menulis lebih dari 60 buku dengan beragam tema.

Kritik sosial tentang lingkungan ia tuangkan dalam novel Hujan. Banyak orang terkesima dengan kisah cinta dan penerimaan masa lalu dalam novel itu. Padahal tema utamanya adalah pemanasan global. Tere Liye mampu mencerahkan pembaca tentang isu global itu seraya menikmati cerita hubungan Lail dan Esok.

Soal hukum dan politik, kritik sosial Tere Liye lebih banyak. Ia punya sejumlah karya yang ketika membacanya, kita akan merasakan bahwa ceritanya sangat dekat dengan kehidupan. Misalnya novel Rindu dan serial aksi Pulang Pergi.

Nah, novel-novel terbaru seriak aksi Pulang Pergi merupakan kritik sosial kekinian. Misalnya novel Negeri di Ujung Tanduk yang berisi kritik sosial atas lemahnya dan kusutnya sistem penegakan hukum akibat permainan politik. Pada novel ini, Tere Liye memperkenal “asal usul istilah mafia hukum.”

Novel Tanah Para Bandit lebih berani lagi. Meskipun tidak menyebut nama negara dan tidak secara langsung menyebut nama-nama tokoh, novel ini sangat terasa sebagai kritik sosial Tere Liye yang sangat berani. Ia mengkritik aparat hingga menyinggung petugas partai.

Terbaru dan sedang dinanti, Bandit-bandit Berkelas. Novel ini adalah kelanjutan Tanah Para Bandit. Konfliknya bakal lebih kompleks dan pertarungannya bakal lebih menegangkan. Sebab pertikaian antara keluarga penguasa shadow economy kian rumit. Apalagi dengan hadirnya Organisasi, kekuatan baru yang mencoba melawan para penguasa shadow economy.

Di tengah serunya cerita itu, tentu juga ada kritik sosial yang siap Tere Liye hadirkan. Bagaimana detailnya? Kita tunggu saja. [Muchlisin BK/Fimadani]

 

 

Advertisement


EmoticonEmoticon

This Newest Prev Post
 

Start typing and press Enter to search