Imam Masjid Quba Dipecat Gara-Gara Cuitan Ini

- April 01, 2020
Permintaan maaf seorang dai Saudi yang terkenal, Shalih Al-Maghamisi atas cuitannya yang ditulis pada hari Jumat (27 Maret 2020) dan penghapusan statusnya sebagai imam dan khatib Masjid Quba dari akun resminya di Twitter, menimbulkan spekulasi bahwa ia dipecat dari jabatannya meskipun mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah.

Para warganet menduga, pemecatan Al-Maghamisi adalah karena cuitan tentang permintaannya kepada Raja Salman agar membebaskan para tahanan.

“Pada hari yang penuh berkah ini, kami mengucapkan selamat kepada Pelayan Dua Kota Suci dan kepada kita semua atas keberhasilan pertemuan KTT G-20 Virtual,” cuitnya.

Selanjutnya, Al-Maghamisi menulis, “Di antara usaha yang dilakukan agar malapetaka dan wabah segera diangkat ada tiga: menghadapkan diri kepada Allah dengan berdoa dan memohon ampunan, berbuat baik kepada orang-orang miskin dan tunawisma, serta -jika memungkinkan- mengampuni kesalahan para narapinana.”

Tak lama setelah itu, Al-Maghamisi menghapus cuitannya tersebut dan mengoreksinya.

“Setelah ditimbang-timbang, saya mendapati diri saya tidak mendapatkan petunjuk dalam cuitan yang lalu. Ampunan yang saya maksudkan adalah bagi para narapidana secara umum yang melakukan pelanggaran kecil, seperti halnya ampunan yang diberikan para petinggi negeri ini kepada narapidana pada bulan Ramadhan,” tulisnya.

Al-Maghamisi melanjutkan, “Adapun narapidana dengan pelanggaran berat, maka hukuman mereka adalah seperti yang telah diputuskan syariat Islam. Sementara itu, bagi narapidana yang mempunyai niat jahat untuk negara ini, saya ingin katakan kepada, ‘Kejahatan kalian hanya akan menambah kerugian bagi kalian.”

Al-Maghamisi resmi dibebastugaskan dari jabatannya pada hari Sabtu (28 Maret 2020). Hal tersebut dikuatkan dengan surat Keputusan Direktur Umum Kementerian Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Cabang Madinah Al-Munawwarah, Qais bin Abdul Hamid Al-Muaqili.

Dalam surat keputusan tersebut dijelaskan penetapan Syaikh Dr. Sulaiman bin Salimullah Al-Ruhaili sebagai imam dan khatib Masjid Quba, Madinah Al-Munawwarah secara definitif dan permanen.

Shalih Al-Maghamisi dikenal sebagai dai yang dekat dengan rezim Arab Saudi dan terus memuji para pejabatnya.

Baca juga: Heboh, Video MBS Naik ke Atas Ka’bah Tuai Kecaman

Dalam beberapa kesempatan, Al-Maghamisi membela Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman dengan menyampaikan banyak pujian dan pembenaran atas tindakannya.

Al-Maghamisi menyamakan Muhammad bin Salman dengan Bilal bin Rabah, muazin Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia sampaikan hal tersebut sebagai bantahan atas sejumlah kalangan yang mengkritik Muhammad bin Salman yang naik ke atas Ka’bah tahun 2019 lalu.

Sebelumnya, pada tahun 2018, ketika media internasional ramai memberitakan insiden kematian Jamal Khashoggi, Al-Maghamisi menyamakan para pelaku pembunuhan dengan kisah shahabat Nabi, Khalid bin Walid yang tidak sengaja membunuh seseorang dalam perang.

Baca juga: Parah, Syaikh Saudi Ini Samakan Pembunuh Khashoggi Dengan Sahabat Nabi

Selama tiga tahun terakhir, di Kerajaan Arab Saudi terjadi penangkapan sejumlah ulama seperti Salman Al-Audah, Nashir Al-Umar, Awad Al-Qarni dan Ali Al-Umri, serta penangkapan para penyair dan pemikir beberapa tahun belakangan.

Alasan penangkapan mereka adalah karena mengkritik kebijakan rezim yang sedang berkuasa atas banyak perubahan yang dilakukan di Arab Saudi.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search