Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu pada hari Jumat (9 Juni 2023) pekan lalu mengatakan, rencana perdamaian dengan Arab Saudi merupakan lompatan besar ke depan karena ia adalah negara Arab yang paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Sky News Inggris, Netanyahu menambahkan, “Tangan kami terbuka untuk semua negara Arab dan tentu saja untuk Arab Saudi. Hal ini adalah satu poin yang sangat urgen.”
Sampai saat ini, Arab Saudi tidak menjalin hubungan apa pun dengan Zionis Israel. Pemerintah Arab Saudi menegaskan bahwa mereka menolak untuk menormalisasi hubungan dengan Zionis Israel sebelum masalah Palestina selesai.
Dalam wawancara tersebut, Netanyahu mengatakan, pemerintah Zionis Israle memiliki peluang besar untuk memajukan perdamaian di kawasan Timur Tengah.
“Perdamaian antara negara kami dengan Kerajaan Arab Saudi akan segera terwujud, sehingga taraf kesejahteraan rakyat kami akan meningkat. Saya yakin keputusan ini akan mengubah sejarah,” tuturnya.
Pria yang menjabat kursi perdana menteri untuk ketiga kalinya itu menilai bahwa perdamaian dengan Arab Saudi akan menjadi lompatan besar bagi negaranya untuk masa mendatang.
“Alasannya, Kerajaan Arab Saudi merupakan negara Arab yang sangat berpengaruh, tidak hanya di dunia Arab secara khusus, tetapi di dunia Islam secara keseluruhan,” jelasnya.
Netanyahu pun mengomentari konflik yang terjadi antara negara-negara Arab dengan Zionis Israel saat ini.
“Saya percaya, konflik Arab-Israel bisa berakhir. Saya juga percaya Arab Saudi akan membantu kami menyelesaikan konflik Palestina-Israel,” paparnya.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan pada Januari 2023 lalu, bahwa kesepakatan untuk mendirikan negara Palestina akan menjadi prasyarat bagi Arab Saudi untuk menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Dalam sebuah pernyataan pers, Pangeran Faisal menuturkan, Arab Saudi percaya bahwa normalisasi dengan Zionis Israel adalah sesuatu yang menjadi kepentingan kawasan.
“Namun, normalisasi dan stabilitas nyata hanya akan terwujud dengan kesediaan Zionis Israel memberikan harapan dan martabat warga Palestina dengan mengakui kedaulatan bangsa dan negara Palestina,” tuturnya seperti dikutip Anadolu.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon