Dokumen Bocor Ungkap Kejahatan Cina Terhadap Uighur Mirip Holokaus

- Januari 16, 2020
Seorang wanita etnis Uighur berhasil membocorkan ratusan dokumen tentang kejahatan Cina terhadap muslim Uighur. Dari dokumen tersebut dapat disimpulkan, apa yang terjadi di wilayah Xinjiang itu seperti Holokaus (pembunuhan massal) yang dilakukan tentara Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler terhadap kaum Yahudi.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Ahad (12 Januari 2020), Asia Abdullah, wanita yang berhasil membocorkan dokumen rahasia tersebut, menyatakan bahwa muslim Uighur bukanlah teroris. Mereka adalah korban dari kepentingan Partai Komunis Cina.

Baca juga: Pemimpin Uighur: Kami Mengalami Genosida Besar-Besaran

Genosida (pembunuhan besar-besaran) terhadap etnis Uighur adalah pengulangan dari apa yang telah terjadi terhadap orang-orang Yahudi dalam Perang Dunia Kedua yaitu Holokaus.

Asia menuturkan, Cina sedang menyebarkan ideologi komunisme dan ingin menjadi pemimpin dunia.

“Hal ini bukan merupakan ancaman bagi Uighur atau Amerika Serikat saja, namun ancaman bagi seluruh dunia,” jelasnya seperti dikutip Alkhaleejonline.

Asia berharap agar Cina segera mereformasi sistem politiknya dan menutup kamp-kamp konsentrasi yang mengurung muslim Uighur.

“Saya berharap, suatu hari nanti muslim Uighur akan menjadi etnis yang bebas. Sehingga, mereka akan dapat membuat keputusan sendiri untuk masa depan mereka,” tuturnya.

Baca juga: Setelah Kamp Konsentrasi Terungkap, Ini Cara Baru Cina Habisi Etnis Uighur

Dokumen-dokumen rahasia yang bocor tersebut menyingkap apa yang terjadi di wilayah Xinjiang (Turkistan Timur) yang terletak di barat laut Cina, tempat tinggal etnis muslim Uighur.

Dokumen-dokumen ini merupakan bahan berita di sejumlah media internasional. Hal ini yang membuat Asia menerima ancaman dari berbagai media salah satunya melalui akun di Facebook.

Asia menegaskan, ia tidak takut mati. Sebab, seseorang yang telah yang mengiriminya dokumen tersebut telah mengorbankan hidupnya guna disebarkan ke hadapan publik.

Asia (47 tahun) adalah pegawai negeri di Urumqi, ibukota Provinsi Xinjiang. Ia berhasil melarikan diri dari Cina menuju Belanda pada 2009 setelah bentrokan sengit yang terjadi antara etnis minoritas Uighur dan etnis mayoritas Han.

Dokumen-dokumen tersebut mengungkap cara-cara pemerintah Cina untuk menangkap etnis Uighur dan mengurung mereka di kamp konsentrasi.

Tak sampai di sana, para tahanan dihukum dan otak mereka dicuci. Bahkan, ada yang dibunuh. Beberapa laporan menunjukkan bahwa pemerintah Cina menjual organ tubuh etnis Uighur.

Baca juga: Begini Nasib Muslim Uighur, di Dalam Salah, di Luar Salah

Kamp-kamp konsentrasi didirikan pada tahun 2017, sebagai bagian bentuk perang Presiden Xi Jinping melawan terorisme.

Sejumlah pengamat internasional mengkonfirmasi bahwa apa yang terjadi di wilayah Xinjiang adalah proses pembersihan etnis minoritas Uighur. Pemerintah Cina membantah hal tersebut dan menegaskan bahwa kamp-kamp tersebut hanyalah pusat rehabilitasi.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search