Soal Kematian Khashoggi Versi Saudi, Ini Pernyataan Berani Menlu Turki

- November 18, 2018
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mouloud Zhaoshoglu membantah sebagian besar keterangan Kejaksaan Agung Arab Saudi di Riyadh terkait kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Menlu Turki dengan berani mengatakan, “Pernyataan mereka tidak memuaskan.”

Pernyataan tersebut disampaikan Zhaoshoglu dalam sambutannya pada upacara pembukaan tahun baru akademik di Universitas Alauddin Kaikobad, di Antalya, provinsi yang terletak di selatan Turki, Kamis (15 November 2018).

“Identitas orang-orang yang menginstruksikan pelaku untuk membunuh Khashoggi dan orang-orang yang menghasutnya harus segera diungkap. Kasusnya tidak boleh ditutup dengan cara seperti ini,” kata Zhaoshoglu seperti dilansir Anadolu.

Menlu Turki itu menekankan bahwa pemerintahnya akan terus mengawal kasus ini. Jamal Khashoggi, ujar Zhaoshoglu, adalah korban kejahatan yang terjadi di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul. Arab Saudi pun sudah mengakui terjadinya tindakan kriminal tersebut walaupun terlambat.

“Menurut laporan investigasi yang dirilis hari Kamis oleh Arab Saudi, disimpulkan bahwa saat ini ada 11 pelaku yang ditahan karena terlibat dalam pembuhunan Khashoggi. Padahal, sebelumnya dikatakan ada 18 orang, sedangkan pelaku yang datang ke Istanbul untuk menghabisi nyawa Khashoggi berjumlah 15 orang. Lalu, kenapa 7 pelaku dilepaskan dan 11 orang ditahan yang mana 5 orang di antaranya akan dihukum mati?” tanyanya heran.

Zhaoshoglu melanjutkan, Jaksa Agung Arab Saudi akan menyampaikan informasi penting terkait kasus ini.

“Namun, beberapa pernyataan yang disampaikan hari ini (Kamis) tidak tegas. Menurut Kejaksaan Agung Arab Saudi, Khashoggi dibunuh karena ia melawan dan menolak untuk kembali ke negaranya. Padahal, sangat jelas bahwa pembunuhan itu sudah direncanakan sebelumnya,” terangnya.

Terkait pernyataan jubir Kejagung Arab Saudi bahwa jasad Khashoggi dimutilasi telah dibunuh, Zhaoshoglu menanggapinya dengan datar, karena itu bukan fakta baru. “Kami sudah tahu tentang itu,” ujarnya.

Menlu Turki itu menegaskan, mutilasi yang dilakukan terhadap jasad Khashoggi setelah dibunuh, merupakan indikasi yang nyata bahwa para pelaku dan alat-alat untuk mutilasi sengaja didatangkan ke Istanbul. Sehingga, jelaslah bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan, bukan terjadi secara tiba-tiba.

Zhaoshoglu mengatakan, 15 pelaku yang datang ke Turki harus diadili berdasarkan hukum Turki.

“Konvensi Wina mengakui hal itu,” ujarnya.

Zhaoshoglu pun mempertanyakan tentang keberadaan jasad Khashoggi kepada Arab Saudi.

“Jaksa Agung Arab Saudi menyampaikan tentang seorang kolaborator lokal (yang dikatakan telah menerima jasad Khashoggi). Katanya, Jaksa Agung itu akan memberikan informasi penting lainnya kepada Jaksa Agung Turki. Tetapi, ada satu pertanyaan yang tidak pernah terjawab, yaitu di mana jasad Khashoggi,” tandasnya.

Jamal Khashoggi meninggal dunia dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018 lalu. Meski sempat membantah, Kerajaan Arab Saudi akhirnya mengakui keterlibatan sejumlah pejabat dari lingkaran penguasa dalam pembunuhan sadis tersebut.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search