Menteri Sosial Tri Rismaharini yang akrab dipanggil Risma meminta seorang anak tunarungu untuk berbicara di Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021. Risma beralasan, Tuhan telah memberi manusia mulut, telinga dan mata.
Dengan ketiga indra tersebut, manusia bisa menggunakannya secara maksimal. Sehingga, kata Risma, sejatinya anak-anak yang memakai alat bantu dengar tidak harus bisu.
“Sebetulnya tidak mesti dia bisu,” ujar Risma.
Jadi, kata Risma, ia memaksa anak-anak tunarungu untuk bicara agar memaksimalkan semua pemberian Tuhan kepada manusia.
Pernyataan Risma itu dikritik sejumlah pihak termasuk warganet di beberapa media sosial.
“Tetap aja cara komunikasinya kaku. Padahal dia seorang ibu, tapi klo marah-marah kok luwes ya,” kata akun budxxxx.
“Bu, semua juga mau nya normal, karena dikasih mata mulut telinga, tapi bagi sebagian orang gak bisa digunakan walaupun sudah dipaksakan,” tulis akun nitxxxxx.
Ada warganet yang meminta Risma untuk memaksimalkan pemberian Tuhan kepadanya.
“Coba si ibu memaksimalkan lagi pemberian Tuhan berupa otak dan hati nurani,” sindir akun Arixxxxx.
“Ya ampun bu. Mereka bukan gak mau berusaha. Mereka pasti udah berusaha kok, tapi ya memang seperti itu kemampuan mereka. Tiap-tiap tuna, rungu wicara beda-beda kemampuannya. Gak semua bisa dipaksa bicara. Ada prosesnya bu. Gak respect banget sih,” kata akun Fanxxxx.
Selain itu, ada warganet yang melihat sisi lain dari pernyataan Risma.
Menanggapi videonya yang viral itu, Risma mengatakan, dirinya tidak pernah memaksa tunarungu untuk berbicara. Ia hanya berusaha agar penyandang tunarungu sanggup mengucapkan kata-kata yang bisa menyelamatkan dirinya ketika berada dalam kondisi berbahaya.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon