Bukti Puncak Normalisasi Hubungan Maroko-Israel

- Agustus 11, 2021

Normalisasi hubungan antara Maroko dengan Zionis Israel telah sampai pada pucaknya. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ke Maroko, pada Rabu (11 Agustus 2021). 

Kunjungan itu dilakukan setelah Zionis Israel dan Maroko sepakat pada tahun 2020 lalu untuk memulihkan hubungan diplomatik dan memulihkan penerbangan langsung antar dua negara. 

Perjanjian kedua negara dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump. Pada saat yang bersamaan, AS pun mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah sengketa Sahara Barat. 

Kantor Kementerian Luar Negeri Zionis Israel menyampaikan, Lapid yang memimpin delegasi menteri meresmikan kantor diplomatik Israel di Rabat, mengunjungi kuil Bethel bersejarah di Casablanca, dan mengadakan pembicaraan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita. 

Kunjungan tersebut dinilai Lapid sebagai lawatan bersejarah. Sebab, sebelum melakukan kunjungan dua hari di Maroko, Lapid mengatakan, hal ini merupakan penyambung tali persahabatan yang sempat terputus. 

“Kunjungan ini adalah kelanjutan dari persahabatan panjang dalam rangka memperkuat komunitas Yahudi yang berada di Maroko dan komunitas Israel yang berasal dari Maroko,” tuturnya seperti dilansir Arabicpost

Sebelum Maroko, ada beberapa negara Arab yang telah melakukan normalisasi dengan Zionis Israel. Mesir secara resmi membangun hubungan diplomatik dengan Israel pada 26 Maret 1979 dan Yordania pada 26 Oktober 1994. 

Berselang 26 tahun kemudian, Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan normalisasi dengan negara penjajah itu pada 13 Agustus 2020. Hal ini diikuti oleh Bahrain pada 11 September 2020. Secara resmi, kedua negara itu menandatangani kesepakatan normalisasi pada 14 September 2020 di Amerika Serikat. 

Pada 10 Desember 2020 Maroko mengikuti jajak negara-negara Arab tersebut untuk melakukan normalisasi dengan Israel. Selain itu, pada 5 Januari 2021, Sudan menjadi negara Arab keenam yang mengakui kedaulatan Zionis Israel. 

Kesepakatan damai yang dilakukan oleh pemerintah negara-negara Arab dengan Israel tersebut dikecam oleh banyak pihak, terutama negara Islam yang mendukung perjuangan rakyat Palestina. 

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search