Menag Sebut Ada Tiga Cara Ekstremisme Masuk Sekolah

- Desember 05, 2020

Menteri Agama Republik Indonesia Letnan Jenderal (Purn.) Fachrul Razi menuturkan, ekstremisme dalam agama dapat masuk ke sekolah-sekolah melalui lewat tiga cara yaitu guru, ekstrakurikuler keagamaan serta kurikulum atau mata pelajaran yang diajarkan. 

Fachrul mengimbau pihak sekolah dan pengawas pendidikan untuk menghambat jalur penyebaran paham ekstremisme. Menurutnya, guru yang mengajar pendidikan agama Islam pun mesti memberikan pengarahan kepada para siswa agar tidak terpengaruh paham ekstremisme. 

“Guru PAI perlu secara optimal memainkan peranan strategisnya, termasuk dalam membina aktivitas keagamaan dan menguatkan moderasi beragama para siswa,” tutur, Jumat (4 Desember 2020) seperti dilansir CNN Indonesia

Politikus Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu mengatakan, para guru mempunyai tugas penting untuk mencegah penyebaran paham ekstremisme di sekolah. 

Pria keturunan Minangkabau itu menuturkan, pola-pola yang dijalankan sekolah berupa pembentukan kelompok mentor untuk para siswa bisa dijadikan sejumlah pihak untuk mendoktrin paham ekstremisme. 

Selanjutnya, ujar Fachrul, paham ekstremisme bisa saja diselipkan pihak-pihak tertentu tidak hanya pada mata pelajaran agama namun juga dalam mata pelajaran umum. 

Beberapa waktu yang lalu, Fachrul menyampaikan, kelompok radikal bisa masuk ke masjid-masjid melalui seseorang yang hafal Al-Qur`an, fasih berbahasa Arab, dan berpenampilan menarik. 

Menurut Fachrul, orang seperti itu bisa menarik simpat para pengurus dan jamaah masjid. Sehingga, ia akan direkrut sebagai pengurus dan diangkat sebagai imam masjid. 

Pernyataan Fachrul itu sontak menuai kritikan dari sejumlah pihak yang tidak setuju dengannya. Pasalnya, banyak orang yang mempunyai penampilan menarik dan menghafal Al-Qur`an justru menentang radikalisme. 

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search