Sejak penyebaran virus Corona di sebagian besar negara di dunia, keadaan darurat internasional diberlakukan. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade terakhir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyampaikan pedoman tentang cara-cara untuk mencegah virus, di antaranya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir untuk menghindari risiko infeksi.
Sebuah pertanyaan muncul di benak semua orang, bagaimana virus ini menyebar di negara-negara Eropa yang maju dengan tingkat pendidikan yang tinggi?
Sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup Internasional Assocation pada 2015 mengungkapkan, hampir separuh warga Eropa terutama Eropa Barat tidak mencuci tangan mereka dengan air setelah buang air. Mereka hanya menggunakan tisu toilet. Kondisi yang sama juga ditemui di negara-negara Amerika Utara.
Belanda, Italia, dan Spanyol jarang menggunakan air
Menurut survei tersebut, negara Eropa yang sangat jarang menggunakan air dan sabun adalah Belanda, karena lebih dari 50% warganya yang disurvei menyatakan, mereka tidak menggunakan sabun dan air setelah mereka keluar dari toilet.
Adapun Italia yang saat ini merupakan negara Eropa dengan korban Corona terbanyak, berdasarkan survei diketahui 43% warganya tidak mencuci tangan dengan air setelah keluar kamar mandi. Bisa jadi, hal ini salah satu penyebab Corona menyebar cepat di Italia.
Tentu saja, kita tidak dapat mengatakan bahwa tidak mencuci tangan dengan sabun dan air merupakan penyebab utama merebaknya virus Corona yang sedemikian mengerikan. Sebab, masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhinya.
Namun, menjaga kebersihan secara umum dan mencuci tangan secara khusus adalah dua alasan yang tidak dapat diabaikan dalam mengantisipasi penyebaran virus.
Gallup juga mengadakan survei di Spanyol pada tahun 2015. Hasilnya membuktikan, lebih dari 40% responden mengakui tidak menggunakan sabun dan air setelah buang air.
Beberapa hari terakhir, Spanyol tercatat sebagai salah satu negara yang dengan jumlah kasus Corona terbanyak setelah Amerika Serikat, Cina, dan Italia.
Inggris dan Jerman lebih bersih
Warga Inggris dan Jerman tercatat sebagai penduduk Eropa yang lebih bersih. Persentase warga Inggris yang mencuci tangan setelah meninggalkan kamar mandi mencapai 75%. Sedangkan persentase warga Jerman yang melakukannya sebesar 78%.
Bosnia dan Turki, warga Eropa paling bersih
Survei yang dilakukan Gallup tahun 2015 menunjukkan bahwa warga Bosnia dan Herzegovina adalah orang-orang paling menjaga kebersihan di Eropa.
Persentase warga Bosnia yang menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi mencapai 96%, dan Kosovo berada di urutan kedua dengan persentanse 94%.
Adapun tempat ketiga ditempati oleh warga Turki dengan presentase 85%.
Dari hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa wudhu menjadi faktor penting bagi warga Bosnia Herzegovina dan Turki untuk menjaga kebersihan pribadi mereka.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyampaikan pedoman tentang cara-cara untuk mencegah virus, di antaranya mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir untuk menghindari risiko infeksi.
Sebuah pertanyaan muncul di benak semua orang, bagaimana virus ini menyebar di negara-negara Eropa yang maju dengan tingkat pendidikan yang tinggi?
Sebuah survei yang dilakukan oleh Gallup Internasional Assocation pada 2015 mengungkapkan, hampir separuh warga Eropa terutama Eropa Barat tidak mencuci tangan mereka dengan air setelah buang air. Mereka hanya menggunakan tisu toilet. Kondisi yang sama juga ditemui di negara-negara Amerika Utara.
Belanda, Italia, dan Spanyol jarang menggunakan air
Menurut survei tersebut, negara Eropa yang sangat jarang menggunakan air dan sabun adalah Belanda, karena lebih dari 50% warganya yang disurvei menyatakan, mereka tidak menggunakan sabun dan air setelah mereka keluar dari toilet.
Adapun Italia yang saat ini merupakan negara Eropa dengan korban Corona terbanyak, berdasarkan survei diketahui 43% warganya tidak mencuci tangan dengan air setelah keluar kamar mandi. Bisa jadi, hal ini salah satu penyebab Corona menyebar cepat di Italia.
Tentu saja, kita tidak dapat mengatakan bahwa tidak mencuci tangan dengan sabun dan air merupakan penyebab utama merebaknya virus Corona yang sedemikian mengerikan. Sebab, masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhinya.
Namun, menjaga kebersihan secara umum dan mencuci tangan secara khusus adalah dua alasan yang tidak dapat diabaikan dalam mengantisipasi penyebaran virus.
Gallup juga mengadakan survei di Spanyol pada tahun 2015. Hasilnya membuktikan, lebih dari 40% responden mengakui tidak menggunakan sabun dan air setelah buang air.
Beberapa hari terakhir, Spanyol tercatat sebagai salah satu negara yang dengan jumlah kasus Corona terbanyak setelah Amerika Serikat, Cina, dan Italia.
Inggris dan Jerman lebih bersih
Warga Inggris dan Jerman tercatat sebagai penduduk Eropa yang lebih bersih. Persentase warga Inggris yang mencuci tangan setelah meninggalkan kamar mandi mencapai 75%. Sedangkan persentase warga Jerman yang melakukannya sebesar 78%.
Bosnia dan Turki, warga Eropa paling bersih
Survei yang dilakukan Gallup tahun 2015 menunjukkan bahwa warga Bosnia dan Herzegovina adalah orang-orang paling menjaga kebersihan di Eropa.
Persentase warga Bosnia yang menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi mencapai 96%, dan Kosovo berada di urutan kedua dengan persentanse 94%.
Adapun tempat ketiga ditempati oleh warga Turki dengan presentase 85%.
Dari hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa wudhu menjadi faktor penting bagi warga Bosnia Herzegovina dan Turki untuk menjaga kebersihan pribadi mereka.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon