Parah, di Negara Arab Ini, Aktivitas Kaum Muslim Dibatasi, Non Muslim Diberi Kebebasan

- Februari 07, 2019
Uni Emirat Arab (UEA) diketahui sering memonitor dan membatasi aktivitas kaum muslimin. Hal ini bertolak belakang dengan sikapnya terhadap penganut agama lain, yang mana UEA memberi kebebasan bagi agama di luar Islam untuk melakukan aktivitas, seperti dilaporkan oleh laman Al-Jazeera.

Selain itu, pemerintah UEA telah melakukan intervensi terhadap amalan harian yang dilakukan oleh kaum muslimin.

Hal tersebut dibuktikan dengan kebijakan UEA untuk menyeleksi dan memilih imam shalat 5 waktu. Begitu juga, pemerintah memberikan arahan-arahan khusus untuk khutbah jum’at. Jika ada kegiatan keislaman yang bersifat informal, maka harus disetujui oleh pemerintah.

Lebih dari itu, UEA menganggap gerakan Islam sebagai ancaman ancaman utama bagi sistem politik dan keamanan nasional, terutama setelah meletusnya revolusi Musim Semi Arab pada tahun 2011 silam.

Ruang gerak oposisi dipersempit 

UEA menggunakan undang-undang anti-terorisme untuk membatasi gerakan oposisi. Dalam waktu yang sama, pemerintah juga melarang Ikhwanul Muslimin, gerakan politik Islam terbesar dan paling terorganisir di negara-negara Timur Tengah.

Lebih parah lagi, kaum muslimin dilarang membuka sekolah tahfiz Al-Qur`an, mengorganisir ceramah, mengumpulkan sumbangan atau mendistribusikan buku-buku di masjid kecuali setelah memperoleh lisensi dari pemerintah.

Undang-undang tersebut juga melarang para imam untuk berceramah dan mengajar pelajaran agama di luar masjid.

Sementara itu, pemerintah UEA memberi kebebasan seluas-luasnya bagi penganut agama lain menjalankan ibadah dan hari raya mereka, seperti peringatan hari besar agama Kristen, Hindu, Buddha, dan Tahun Baru Cina.

Bahkan, iklan untuk kegiatan keagamaan non-Muslim lebih banyak ditayangkan di media massa setempat dibanding kegiatan keislaman.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search