Misa Pertama di Riyadh, Ini Komentar Pedas Warganet Arab

- Desember 11, 2018
Perayaan Misa pertama di Riyadh, ibu kota Kerajaan Arab Saudi beberapa waktu lalu mengundang kontroversi di sejumlah kalangan, baik kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Komentar pedas pun dilontarkan oleh warganet Arab.

Seperti diketahui, perayaan misa pertama itu dilaksanakan di aula sebuah gedung yang sudah disediakan pemerintah Riyadh dan dihadiri oleh puluhan penganut Kristen Ortodoks Koptik dan dipimpin oleh Uskup Koptik di Shubra Al Khaimah, Alanba Marcos.

Berikut kami rangkup beberapa komentar warganet Arab.

1. Dr. Mahmoud Refaat, penulis Mesir

Walaupun saya mendukung penuh kebebasan beribadah, namun mempolitisasi gereja dan menjadikannya sebagai alat politik oleh rezim otokrat adalah perbuatan yang harus dilawan.

Apakah kita akan mendengar suara lantang Sudais (Imam Masjidil Haram) atau para penulis yang mengatakan bahwa bangsa mereka sedang dirusak melalui agamanya?

2. Nano

Sekarang, penganut Kristen boleh melakukan ritual agamanya di Riyadh namun orang-orang Islam tidak boleh memperingati kelahiran nabinya (Maulid Nabi).

Alanba Marcos bisa leluasa memperingati misa bersama penganut Kristen Ortodoks Koptik dan bebas mengekspresikan keyakinannya. Namun, Syaikh Salman Al Audah tidak bisa shalat di masjidnya dan tidak boleh mengungkapkan pendapatnya di khalayak umum.

Baca juga: Misa Pertama di Arab Saudi 

3. Hussein

Apakah shalat dan azan diperbolehkan di Vatikan? Apakah masih ada negeri dengan Dua Mesjid Suci dan di mana tempatnya? Sungguh merugilah mereka.

Laman pusat media Gereja Ortodoks Koptik membenarkan kunjungan Alanba Marcos ke Kerajaan Arab Saudi itu atas undangan resmi dari pihak kerajaan.

Dalam kunjungan itu, Alanba Marcos disambut oleh Syaikh Dr. Muhammad Al-Isa, Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim. Pertemuan tersebut dihadiri oleh delegasi dari Kedutaan Mesir yang berada di Arab Saudi.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search