Setiap insan di dunia ini akan mengalami mimpi. Ada mimpi baik, ada mimpi buruk. Ada mimpi yang membuat orang gembira, ada pula yang membuatnya menangis. Di antara mimpi yang dialami manusia adalah melihat api.
Prolog
Menurut kitab Tafsir Al-Ahlam karya Ibnu Sirin, api adalah tanda kekuasaan karena ia mempunyai kekuatan untuk membakar benda-bendan yang ada di bumi. Tak diragukan, api mempunyai manfaat dan mudarat atau bahaya bagi manusia.
Api juga bermakna neraka Jahanam atau azab Allah. Bahkan, api juga bermakna dosa, kesalahan, hal-hal yang haram, dan segala sesuatu yang mengarah kepadanya serta mendekatinya.
Selain itu, api mempunyai makna hidayah, Islam, ilmu pengetahuan, dan Al-Qur`an, karena dengan menggunakannya seseorang bisa melihat jalan dalam kegelapan malam.
Baca juga: Tafsir Mimpi Melihat Air
Tafsir
1. Siapa saja yang bermimpi melihat api di tungku, oven, perapian, atau tempat lain yang serupa untuk menyalakan api di rumahnya, maka itu menunjukkan kekayaan atau manfaat yang besar, apalagi jika seseorang bermimpi pada musim dingin.
2. Barang siapa yang bermimpi melihat api di rumahnya padam, menjadi abu atau padam oleh air atau hujan, maka ia akan jatuh miskin dan tidak bisa bekerja.
3. Barang siapa bermimpi memakan api, maka itu adalah harta haram yang dimilikinya. Barangkali, itu berasal dari harta anak yatim seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur`an.
4. Jika seseorang bermimpi melihat api besar yang memiliki cahaya terang dan bermanfaat bagi orang-orang, maka itu adalah pemimpin yang bermanfaat bagi rakyatnya.
5. Siapa pun yang bermimpi melihat api dikeluarkan dari rumahnya, ia akan mendapatkan jabatan dan mata pencaharian baru atau kesuksesan dalam suatu profesi.
6. Jika seseorang bermimpi melihat api keluar dari jarinya, dia adalah penulis atau sekretaris yang jahat. Jika api keluar dari mulutnya, ia adalah orang yang suka menghina orang lain. Jika api keluar dari telapak tangannya, ia adalah seorang pekerja dan karyawan yang tidak jujur.
7. Barang siapa bermimpi menyalakan api di reruntuhan dan menyeru manusia untuk mendekatinya, maka ia adalah penyeru kesesatan dan perbuatan bid’ah.
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon