Alasan UEA dan Bahrain Normalisasi Dengan Israel, Logis?

- September 16, 2020

Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain resmi membuka hubungan diplomatik dengan Zionis Israel pada Selasa (14 September 2020) di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat (AS). 

Sejumlah alasan dikemukakan oleh UEA terkait normalisasi tersebut. 

“Normalisasi ini menunjukkan bahwa rakyat lelah dengan konflik yang berkepanjangan dan menginginkan stabilitas di kawasan (Timur Tengah),” ujar Menteri Luar Negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan seperti dilansir alkhaleejonline

Menurut Abdullah, normalisasi dengan Israel merupakan kesempatan emas untuk menangani masalah yang mendesak di kawasan Timur Tengah. 

Normalisasi hubungan ini, lanjut Abdullah, tidak menafikan upaya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dan memberikan hak-hak rakyat Palestina. 

Sementara itu, pemerintah Bahrain juga menyebutkan alasannya. Tujuan membangun hubungan dengan Israel adalah untuk melindungi kepentingan negara Bahrain dan memperkuat kemitraan strategis dengan Amerika Serikat di tengah ancaman yang datang terus-menerus dari Iran. 

Terkait permasalahan Palestina, Menteri Dalam Negeri Bahrain, Rashid bin Abdullah Al Khalifa pun menuturkan hal yang sama dengan Menlu UEA. 

“Normalisasi hubungan dengan Israel tidak menyebabkan Bahrain mengabaikan perjuangan Palestina. Sebaliknya, hubungan ini dibangun demi meningkatkan keamanan dan stabilitas ekonomi negara Bahrain,” jelasnya. 

Pemerintah UEA mengumumkan normalisasi hubungan dengan Israel pada 13 Agustus 2020 sedangkan Bahrain pada 11 September 2020. 

Ini adalah sejarah baru hubungan negara Arab dengan Zionis Israel setelah Mesir dan Yordania. Pemerintah Mesir secara resmi membuka hubungan diplomatik dengan Zionis Israel pada 26 Maret 1979 sedangkan Yordania pada 26 Oktober 1994. 

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search