Dr. Ahzami Samiun Jazuli: Dakwah Adalah Tanggung Jawab Muslim

- April 09, 2020
Sosok ulama tafsir itu telah pergi mendahului kita semua pada Ahad (5 April 2020) di kediamannya, Bekasi, Jawa Barat. Beliau meninggalkan banyak karya yang bisa dirasakan oleh umat hingga saat ini.

Dr. Ahzami Samin Jazuli, Lc, MA mempunyai sejumlah karya tulis, di antaranya adalah buku Hijrah Dalam Perspektif Al-Qur`an dan Kehidupan Dalam Perspektif Al-Qur`an.

Keduanya merupakan terjemahan dari karya ilmiah beliau yang ditulis dalam bahasa Arab untuk mengambil gelar Magister dan Doktoral dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.

Dua karya tulis itu diterbitkan oleh penerbit di negara Arab. Tesis dengan judul Al-Hijrah Fi Al-Qur`an Al-Karim diterbitkan oleh Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh (terbitan pertama tahun 1996). Disertasi berjudul Al-Hayah Fi Al-Qur`an Al-Karim (3 jilid) diterbitkan oleh Maktabah Dar Ath-Thariq, Riyadh (terbitan pertama tahun 1997).

Sekitar 15 tahun yang lalu, pada 3 Ramadhan 1426 H, tahun 2005. Beberapa kru dari situs islamweb (Qatar) berkunjung ke rumah beliau untuk melakukan wawancara tentang dakwah Islam.

Berikut adalah terjemahan dari wawacara Dr. Ahzami Samiun Jazuli dengan Islamweb.

Apa urgensi berdakwah dan menyeru manusia ke jalan Allah menurut Ustadz?

Urgensi berdakwah adalah sarana untuk memohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Dakwah adalah sunnah para Nabi dan Rasul.

Dengan berdakwah, kita berharap manusia bisa mencapai derajat takwa. Ketika berdakwah, seseorang akan mengetahui prinsip kehidupan dan cara menjaganya dengan baik.

Selain itu, berdakwah adalah ciri khas agama Islam yang mana seorang dai mempunyai derajat yang tinggi dibandingkan manusia lainnya.

Begitu juga, dakwah berfungsi untuk memperlihatkan kebenaran dan keindahan agama Islam serta memberantas semua syubhat terhadap agama ini. Intinya adalah dakwah sebagai salah sarana agar manusia mendapatkan hidayah dengan izin Allah.

Apa saja aspek dakwah yang paling menonjol di negara Indonesia? 

Aspek yang paling utama adalah menanamkan akidah yang benar. Selanjutnya adalah islamisasi semua lini kehidupan, menyatukan umat Islam dan membuat mereka sadar bahwa kelompok, organisasi, lembaga atau partai hanyalah sarana bukan tujuan.

Aspek dakwah yang mesti diperhatikan adalah melakukan layanan sosial, menyebarkan konsep dakwah sebagai cinta bukan kekerasan, dan mempersiapkan pemuda yang saleh untuk mengubah kehidupan masyarakat dan negara menjadi lebih baik.

Apa faktor penghalang dakwah menurut Ustadz, baik di negara Indonesia atau di negara-negara muslim pada umumnya?

Faktor penghalang dakwah yang ditemui para dai dalam perjalanan mereka adalah ketidaktahuan masyarakat awam tentang agama Islam. Ditambah dengan penyakit psikologis sebagian kalangan seperti sombong, angkuh, benci, iri hati dan fanatik.

Faktor lain adalah sebagian masyarakat yang tidak ingin naik ke level yang lebih tinggi dalam kehidupan beragama. Fitnah dunia pun menjadi salah satu penghalang bagi dakwah.

Dakwah Islam juga terhambat dengan faktor para dai sendiri, yaitu kurangnya koordinasi di antara mereka yang berjuang untuk Islam.

Di samping itu, ada faktor lebih yang berat, yaitu sekelompok orang jahat yang tidak suka dengan dakwah Islam.

Apa penilaian Ustadz tentang para dai yang ada hari ini?

Secara umum, banyak dai yang ikhlas dalam berdakwah. Namun, ada beberapa catatan untuk segelintir dai yang saya temui di lapangan yaitu sifat individualisme, menghina kelompok lain, bersikap sombong, mencari keuntungan duniawi dalam berdakwah bukan pengorbanan, lemah dalam keilmuan dan persiapan kader, tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, kurangnya kerja sama dengan para dai, dan lemah dalam kerja tim.

Apakah menurut Ustadz jumlah dai yang ada saat ini sudah cukup untuk membimbing masyarakat? Apa saja yang dibutuhkan?

Menurut saya, jumlah dai yang ada belum cukup. Ada beberapa langkah yang mesti dilakukan untuk mempersiapkan para dai di antaranya membangun lembaga dan universitas untuk mencetak para dai, mengadakan pelatihan terkait dai dan dakwah, membentuk lembaga yang mengayomi para dai, sehingga gerakan dakwah bisa disatukan dan diorganisir dengan baik, serta mendidik anak-anak, remaja dan pelajar untuk menjadi dai yang membawa perubahan.

Itu semua dimulai dari diri kita sendiri dan keluarga kita masing-masing.

Jika kita membandingkan antara dai yang mendukung kebenaran dan dai yang mendukung kebatilan, bagaimana cara membedakannya menurut Ustadz?

Dai yang mendukung kebenaran, sebagian besar dari mereka masih bergerak sendirian, tidak disokong dengan dana dan sarana yang memadai dari pihak mana pun, tidak didukung oleh negara dalam arti dukungan yang penuh. Namun demikian, para dai yang mendukung kebenaran kelak di akhirat akan diantar ke dalam surga secara berombongan, Insya Allah.

Adapun para dai pendukung kebatilan, biasanya mereka berada dalam satu gerakan atau kelompok untuk melawan Islam dan kaum muslimin. Tugas-tugas yang mereka lakukan telah dikaji dengan cermat, teliti, dan sistematis.

Mereka didukung oleh sejumlah negara dan lembaga internasional yang berkepentingan dalam hal ini. Namun, di akhirat kelak, para pendukung kebatilan akan digiring ke dalam neraka secara berombongan.

Apa sarana dakwah harus diperhatikan saat ini?

Di antaranya adalah media, ekonomi, politik, seni yang benar menurut Islam, sekolah dan universitas, dialog terbuka secara global, dan suasana kebebasan berpendapat.

Siapa saja yang perlu didakwahi menurut pandangan Ustadz? 

Kalangan yang sangat memerlukan dakwah Islam adalah orang-orang yang mempunyai jabatan publik, orang-orang yang serius dalam berjuang untuk Islam, para pemuda, kaum wanita dan orang-orang yang tulus untuk menjalankan syariat Islam.

Apa metode untuk meningkatkan kemampuan dai dalam berdakwah menurut Ustadz?

Sebenarnya banyak metode untuk itu. Di antaranya adalah tukar pengalaman antara para dai, melakukan tur studi yang bersifat lokal dan internasional, mencontoh para ulama dan dai yang dikenal dengan kegigihan, komitmen, dan teladan yang baik dalam beragama, membaca metode dakwah para ulama, dan koordinasi internal di antara para dai.

Buku-buku apa yang Ustadz rekomendasikan agar dibaca oleh para dai?

1. Fiqhud Dakwah (Fikih Dakwah).

2. Al-Mutasaqithuna Ala Thariq Ad-Da’wah (Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah).

3. Fiqhul Ikhtilaf (Fikih Perbedaan).

4. Du’ah La Qudhah (Dai bukan Tukang Vonis).

5. Fiqhul Waqi’ (Fikih Realitas).

6. Fiqhul Aulawiyyat (Fikih Prioritas).

7. Ats-Tsawabit wa Al-Mutaghayyirat (Hal-Hal yang bersifat permanen dan yang bisa berubah).

8. Semua buku dakwah yang memiliki rujukan dari Al-Qur`an dan hadits serta mempunyai studi kekinian.

Siapakah tokoh atau ulama yang berpengaruh dalam perjalanan dakwah Ustadz?

Syaikh Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradawi, Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad Ar-Rawi.

Apa faktor yang menyebabkan Ustadz berkecimpung dalam dunia dakwah?

Faktor utama adalah tanggung jawab sebagai sebagai seorang muslim, mencari pahala sebagai bekal untuk akhirat kelak, realitas umat yang membutuhkan para dai, dan tentunya seperti yang telah disebutkan tadi, dakwah merupakan ciri khas agama Islam.

Sebagi penutup, apa harapan Ustadz untuk dakwah ke depan?

Kita berharap agar para dai mempunyai sikap tegar, konsisten, cinta, bekerja terorganisir, berkoordinasi secara global, tulus, ikhlas, jujur, dan semua sikap baik dalam berdakwah.

*****

Dr. Samiun Jazuli, MA lahir di Pati, Jawa Tengah pada 24 Juni 1962. Beliau adalah salah satu mahasiwa generasi pertama Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) yang melanjutkan kuliah ke Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.

Semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau dan menempatnya di surga. Aamiin.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search