Luar Biasa, Mahasiswa Arab Ini Pecahkan Misteri Fisika yang Membingungkan Ilmuwan Selama 100 Tahun

- Desember 04, 2019
Seorang mahasiswa Tunisia yang menuntut ilmu di Federal Polytechnic School of Lausanne, Swiss berhasil memecahkan sebuah misteri yang membingungkan para ilmuwan selama 100 tahun. Ia mampu menemukan penyebab kenapa gelembung-gelembung gas melekat dalam pipa-pipa sempit yang berdiri vertikal, bukan menguap.

Mahasiswa yang bernama Wassim Dhaouadi itu menyimpulkan, rahasia dari misteri itu terletak pada pembentukan setrip (garis lurus) cairan yang sangat tipis di sekitar gelembung dan mencegahnya agar tidak naik dengan bebas.

Di samping itu, Wassim menyimpulkan gelembung-gelembung tersebut tidak berhenti sama sekali tetapi bergerak dengan sangat lambat.

Hukum dasar sains dapat menjelaskan mekanisme di balik daya apung gelembung udara yang terdapat dalam segelas air secara bebas di permukaan. Namun, hukum sains itu sendiri tidak dapat menjelaskan mengapa gelembung udara dalam tabung setebal beberapa milimeter tidak naik dengan cara yang sama.

Selama hampir seabad, para ilmuwan telah memerhatikan fenomena tersebut tetapi belum menemukan penjelasan apa pun.

Secara teori, sejumlah gelembung ini seharusnya tidak mendapatkan hambatan apa pun kecuali cairan itu bergerak.

Pada 1960-an, Prithruton mengembangkan formula berbasis gelembung untuk menjelaskan fenomena tersebut.

Semenjak tahun tersebut, sejumlah peneliti berasumsi bahwa gelembung tidak bisa naik disebabkan lapisan tipis cairan yang terbentuk antara gelembung dan dinding tabung.

Namun, tidak semua teori ini menghasilkan interpretasi yang benar tentang fenomena tersebut.

Misteri itu akhirnya terpecahkan

Akhirnya, pada abad ke-21, pemuda Tunisia Wassim Dhaouadi, seorang mahasiswa doktoral di laboratorium teknik mesin untuk fasad lunak, mampu mengukur pita cairan tipis dan menggambarkan karakteristiknya.

Metode pengukuran termasuk dengan menyorotkan cahaya pada gelembung udara di dalam tabung sempit dan menganalisis intensitas cahaya yang dipantulkan.

Dhaouadi juga menggunakan cahaya yang dipantulkan dari dinding bagian dalam pipa dan dari permukaan gelembung. Cahaya itulah yang digunakan untuk mengukur ketebalan pita dengan akurat.

Selain itu, Dhaouadi pun menemukan bahwa pita itu berubah bentuk jika hawa panas diberikan pada gelembung dan kembali ke bentuk aslinya setelah hawa panas dihilangkan.

“Saya senang melakukan proyek penelitian ini. Sebab, ini adalah cara berpikir dan belajar yang baru dan sangat berbeda dari beberapa pekerjaan rumah (PR) lainnya yang mana Anda tahu sudah ada jawabannya meski mungkin sulit ditemukan pada awalnya,” tutur Dhaouadi seperti dilansir alkhaleejonline.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search