Buntut Kasus Khashoggi, Putra Mahkota Saudi Akan Digulingkan

- November 22, 2018
Kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi awal bulan Oktober lalu di Istanbul Turki berbuntut panjang. Menurut tiga sumber Kerajaan Arab Saudi, seperti dilansir Reuters, puluhan pangeran berusaha menggulingkan Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) agar tidak menjadi raja Saudi pengganti Raja Salman.

Puluhan pangeran tersebut merupakan keponakan Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud yang sedang bertahta. Mereka ingin perubahan suksesi kepemimpinan dalam kerajaan. Hal ini terjadi karena melihat kasus Khashoggi yang sudah mendunia. Apalagi, sejumlah pihak menduga kuat bahwa otak pelaku pembunuhan Khashoggi adalah Putra Mahkota.

Menurut sumber yang sama, para pangeran tersebut tidak akan akan bertindak ketika Raja Salman bin Abdul Aziz yang telah berumur 82 tahun itu masih hidup. Mereka beralasan, sang raja tidak akan menggantikan posisi anak kesayangannya itu dengan pangeran lain.

Saat ini, para pangeran yang siap menjegal MBS itu mengatakan, kandidat yang digadang sebagai raja adalah Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz (76 tahun) saudara kandung Raja Salman.

Sumber Reuters itu menyampaikan, perubahan suksesi kepemimpinan di lingkungan kerajaan ini tidak akan menimbulkan perlawanan dari pihak keamanan dan intelijen yang saat ini dikuasai oleh Muhammab bin Salman. Sebab, loyalitas mereka adalah pada keluarga kerajaan secara keseluruhan, bukan pada individu tertentu.

Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz merupakan satu-satunya saudara kandung Raja Salman yang masih hidup. Dia kembali ke Arab Saudi pada bulan lalu setelah kasus pembunuhan Khashoggi itu mencuat.

Pangeran Ahmad yang pernah menjabat sebagai wakil menteri dalam negeri dalam kurun waktu 40 tahun itu adalah salah satu dari tiga anggota Komisi Bai’ah (kesetiaan) yang menentang penunjukan Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota pada pertengahan 2017 silam.

Menurut sumber yang diwawancari Reuters, Pangeran Ahmad akan mendapatkan dukungan penuh dari anggota keluarga kerajaan dan instansi keamanan negara. Sehingga, tidak akan terjadi kekisruhan di Kerajaan Arab Saudi. Demikian kutip Al Jazeera.

[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search