Tiga Tanda Ikhlas, Sudahkah Kita Memilikinya

- Oktober 19, 2018
tanda ikhlas
Ikhlas merupakan syarat utama diterimanya amal. Tanpa keikhlasan, amal sebaik apa pun menjadi sia-sia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu apa saja tanda ikhlas, ini penjelasannya.

Syaikh Majdi Al Hilali dan Syaikh Ali Abdul Halim Mahmud dalam Syarah Arkanul Baiah menjelaskan, ada tiga tanda ikhlas.

1. Tidak tertipu dengan amal yang dilakukan


Orang yang ikhlas, ia tidak akan tertipu dengan amalnya. Ia tidak takjub atau berbangga dengan amalnya. Justru ia takut kalau-kalau amalnya tidak diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, (karena mereka tahu) bahwasanya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (QS. Al Mu’minun: 60)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa orang yang ikhlas itu mereka memberikan suatu pemberian dengan perasaan malu dan takut jika pemberian mereka itu tidak diterima oleh Allah.

Aisyah pernah menanyakan ayat itu kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut adalah orang yang mencuri, berzina dan meminum khamr sedang ia takut kepada Allah Azza wa Jalla?”

Rasulullah menjawab, “Tidak, wahai putri Abu Bakar, wahai putri Ash Shiddiq. Akan tetapi ia adalah orang yang shalat, puasa dan bersedekah dengan rasa takut kepada Allah.”

Para ulama yang sangat dalam ilmunya dan sangat banyak ibadahnya, mereka khawatir jika amalnya tidak diterima Allah. Maka Abu Hafsh berkata, “Sejak empat puluh tahun aku meyaini bahwasanya Allah melihatku dengan pandangan murka, dan amal-amalku menunjukkan hal tersebut.”

Muhammad bin Wasi’ mendatangi Malik bin Dinar kemudian berkata, “Wahai Abu Yahya, jika engkau termasuk ahli surga maka beruntunglah engkau.” Mendengar itu Malik bin Dinar menjawab, “Seharusnya ketika kita menyebutkan kata surga kita merasa hina.”

2. Menganggap pujian dan celaan itu sama


Di antara tanda ikhlas adalah tidak terpengaruh dengan pujian dan celaan. Karena bagi orang yang ikhlas, pujian dan celaan itu sama saja.

Seringkali pujian itu membahayakan karena menjerumuskan kepada ujub dan takabur. Rasulullah tidak suka orang yang gemar memuji. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ فَاحْثُوا فِى وُجُوهِهِمُ التُّرَابَ

“Apabila kalian melihat orang-orang yang gemar memuji maka taburkanlah tanah ke wajah mereka.” (HR. Muslim)

Imam Ghazali mengingatkan bahwa takut cacian dan cinta pada pujian merupakan hal yang membinasakan.

“Ketahuilah bahwa orang yang paling sombong akan hancur karena takut terhadap cacian manusia dan cinta pada pujian mereka. seluruh gerak-geriknya berjalan sesuai dengan ridha manusia, harapan akan pujian dan ketakutan akan cacian mereka. itu semua tentu merupakan hal-hal yang membinasakan,” tulisnya dalam Ihya’ Ulumuddin.

3. Menyembunyikan amal


Tanda ikhlas yang ketiga adalah berusaha menyembunyikan amal. Agar amal itu tidak diketahui orang lain, agar amal itu hanya dilihat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ali bin Husain yang terkenal dengan nama Ali Zainal Abidin sangat menjaga sedekahnya agar tidak diketahui orang lain. Sampai-sampai Ali dianggap orang yang bakhil.

menyembunyikan amal tanda ikhlas
ilustrasi mengangkut beras (Tempo)


Sepeninggalnya, penduduk Madinah yang biasanya tiap malam mendapatkan kiriman kebutuhan pokok, mereka tak mendapatkan lagi. Rupanya Ali Zainal Abidin-lah yang selama ini bersedekah secara rahasia itu. (Baca: Sedekah Rahasia dan Punggung Jenazah yang Kehitam-hitaman)

Demikian tiga tanda ikhlas. Semoga Allah menganugerahkan kita memilikinya dan menjadikan kita orang-orang yang ikhlas. [Muchlisin BK/Fimadani.Net]
Advertisement


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search