Sebuah karikatur koran Makkah Arab Saudi yang diterbitkan pada hari Senin (13 Januari 2019) memicu kontroversi dan kemarahan warganet yang berada di negara-negara Arab.
Pasalnya, dalam karikatur tersebut digambarkan ayat suci Al-Quran, lalu salah satu kata dari ayat tersebut ditutup dengan uang kertas 500 Riyal Saudi sebanyak empat lembar.
Ayat yang dimaksud adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 179).
Jika menghilangkan satu kata dalam Al-Quran sudah mengubah makna aslinya, maka bagaimana jika kata tersebut diganti dengan uang kertas.
Dalam akun twitter harian Makkah itu disebutkan,
Dan dalam ...... itu ada (jaminan) kehidupan bagimu.
Jika titik-titik tersebut diisi dengan uang atau riyal, ayat tersebut berubah makna menjadi “Dan dalam uang itu ada (jaminan) kehidupan bagimu” atau “Dan dalam riyal itu ada (jaminan) kehidupan bagimu.”
Kartunis yang membuat karikatur itu adalah Abdullah Jaber warga negara Arab Saudi. Sampai saat ini, tidak diketahui apa maksud pembuatan karikatur tersebut.
Warganet meminta agar karikatur tersebut dihapus dari situs dan akun twitter koran Makkah karena telah terbukti menistakan ayat suci Al-Quran.
Meskipun banyak komentar pedas, baik di situs resmi maupun akun twitter, pihak koran Makkah tidak menggubris komentar tersebut. Bahkan, karikatur tersebut masih ada.
Di samping itu, para aktivis Arab meminta pihak berwenang Kerajaan Arab Saudi turun tangan untuk menyelesaikan kasus yang meresahkan ini.
Para aktivis merasa heran, kenapa kasus yang menyentuh kitab suci umat Islam ini dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Bahkan, lebih aneh lagi, tidak ada ulama Saudi yang mengutuk atau mengecam perbuatan tersebut.
Sejumlah pengamat membandingkan kasus karikatur Al-Quran ini dengan kasus karikatur bermuatan politik yang terjadi pada Oktober 2018 silam.
Menurut surat kabar Okaz, Pengadilan Kriminal Khusus Arab Saudi menghukum seorang kartunis Saudi yang terbukti melukis 100 kartun untuk mendukung negara yang bermusuhan dengan negara dan pemerintah Arab Saudi demi mendapatkan uang.
Jika Arab Saudi turun tangan ketika ada kartunis yang menghina pemerintah, lantas kemanakah mereka ketika Al-Quran dinistakan?
[Abu Syafiq/Fimadani]
Pasalnya, dalam karikatur tersebut digambarkan ayat suci Al-Quran, lalu salah satu kata dari ayat tersebut ditutup dengan uang kertas 500 Riyal Saudi sebanyak empat lembar.
Ayat yang dimaksud adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan dalam qisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 179).
Jika menghilangkan satu kata dalam Al-Quran sudah mengubah makna aslinya, maka bagaimana jika kata tersebut diganti dengan uang kertas.
Dalam akun twitter harian Makkah itu disebutkan,
وَلَكُمْ فِي .... حَيَاةٌ
Dan dalam ...... itu ada (jaminan) kehidupan bagimu.
Jika titik-titik tersebut diisi dengan uang atau riyal, ayat tersebut berubah makna menjadi “Dan dalam uang itu ada (jaminan) kehidupan bagimu” atau “Dan dalam riyal itu ada (jaminan) kehidupan bagimu.”
Kartunis yang membuat karikatur itu adalah Abdullah Jaber warga negara Arab Saudi. Sampai saat ini, tidak diketahui apa maksud pembuatan karikatur tersebut.
Warganet meminta agar karikatur tersebut dihapus dari situs dan akun twitter koran Makkah karena telah terbukti menistakan ayat suci Al-Quran.
Meskipun banyak komentar pedas, baik di situs resmi maupun akun twitter, pihak koran Makkah tidak menggubris komentar tersebut. Bahkan, karikatur tersebut masih ada.
Di samping itu, para aktivis Arab meminta pihak berwenang Kerajaan Arab Saudi turun tangan untuk menyelesaikan kasus yang meresahkan ini.
Para aktivis merasa heran, kenapa kasus yang menyentuh kitab suci umat Islam ini dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Bahkan, lebih aneh lagi, tidak ada ulama Saudi yang mengutuk atau mengecam perbuatan tersebut.
Sejumlah pengamat membandingkan kasus karikatur Al-Quran ini dengan kasus karikatur bermuatan politik yang terjadi pada Oktober 2018 silam.
Menurut surat kabar Okaz, Pengadilan Kriminal Khusus Arab Saudi menghukum seorang kartunis Saudi yang terbukti melukis 100 kartun untuk mendukung negara yang bermusuhan dengan negara dan pemerintah Arab Saudi demi mendapatkan uang.
Jika Arab Saudi turun tangan ketika ada kartunis yang menghina pemerintah, lantas kemanakah mereka ketika Al-Quran dinistakan?
[Abu Syafiq/Fimadani]
Advertisement
EmoticonEmoticon